VITAMIN B12 PADA TEMPE
Tempe disamping sebagai
sumber protein nabati, ternyata juga merupakan sumber vitamin, khususnya
vitamin B12. Oleh karena vitamin B12 ini biasanya hanya
terdapat pada bahan makanan hewani, maka terdapatnya vitamin B12 pada
tempe menjadi hal yang istimewa karena dapat digunakan sebagai sumber vitamin B12
untuk kaum vegetarian.
Menurut Liem et al., (1977), vitamin B12 diproduksi
oleh bakteri, khususnya oleh Propionibacterium, Pseudomonas, Clostridium dan
beberapa Streptomycetes. Vitamin B12 bersama dengan asam folat
berperan penting untuk proses-proses sinthesa DNA, sel darah merah (erithrosit)
dan lapisan myelin yang membungkus sel-sel saraf serat memfasilitasi proses
konduksi sinyal pada sistem nervosa. Defisiensi vitamin B12 dapat
menyebabkan terjadinya anemia pernisiosa dan gangguan neurologi karena
kerusakan mielin sel saraf (Fallon dan Enig, 2005). Tempe merupakan sumber
serat yang baik karena pada proses fermentasi, terjadi peningkatan kadar serat
yang signifikan. Vitamin B12 terdapat dalam tempe karena adanya
bakteri kontaminan Klebsiella pneumoniae
dan Citrobacter freundii (Keuth &
Bisping, 1993). K. pneumoniae
tergolong dalam bakteri patogen oportunistik, tetapi keberadaannya
menguntungkan pada tempe. K. pneumoniae terdiri
atas tiga subspesies, yaitu K. pneumoniae
subsp. pneumoniae, K. pneumoniae subsp. ozaenae, dan K. pneumoniae subsp rhinoscleromatis
(Podshun & Ullmann, 1998). Jenis bakteri lain yaitu Citrobacter freundii juga telah dikarakterisasi sebagai bakteri
pembentuk vitamin B12 yang prospektif untuk peningkatan vitamin B12
pada tempe (Bisping et al., 1993;
Denter et al., 1994).
Vitamin B12 disebut
pula sianokobalamin atau α-(5,6 dimethilbenzimidazolil)-kobamida sianida, mempunyai
peranan penting pada metabolisme manusia. Vitamin B12 bersama asam
folat berperan penting untuk proses sinthesa DNA, sel darah merah (erithtrosit)
dan lapisan myelin yang membungkus sel-sel saraf serta memfasilitasi proses
konduksi sinyal pada sistem nervosa. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan terjadinya anemia
pernisiosa dan gangguan neurologi karena kerusakan mielin sel saraf (Fallon dan
Enig, 2005). Vitamin B12 mempunyai struktur yang unik yang tersusun
atas satu molekul kobal ditengah yang secara singkat dapat dituliskan
C61-64H84-90N14O13-14Pco. Vitamin B12 mempunyai bentuk derivat yang
bervariasi. Disamping itu, terdapat pseudovitamin B12 (7-adenil-sianokobamida)
yang tidak dapat terserap oleh sistem pencernaan pada manusia.
Selanjutnya dalam upaya
mengetahui peranan bakteri untuk pembentukan vitamin B12 dan sekaligus peningkatan vitamin B12 pada tempe. Telah dilakukan penelitian
karakterisasi dan uji potensi isolat bakteri pembentuk vitamin B12 yang diinokulasikan bersama-sama kapang
Rhizopus oligosporus dalam fermentasi tempe. Karakterisasi utama ditujukan
untuk mengidentifikasi bakteria Klebsiella
pneumoniae dan Citrobacter freundii,
yang keduanya telah diidentifikasi sebagai bakteri pembentuk vitamin B12 dan asam organik.
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa vitamin B12 (sianokobalamin) selama fermentasi mengalami
kenaikan paling tinggi dibandingkan dengan vitamin B lainnya, sehingga tempe
diharapkan menjadi satu-satunya sumber vitamin B12 yang potensiil dari bahan makanan nabati.
Komentar
Posting Komentar