ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA LOKAL DI PULAU KISAR
Pulau Kisar, mulanya bernama Kihar, dengan pantainya yang bernama Kiasar. Belanda, kemudian menamakan pulau tersebut Kisar sesuai nama pantai Kiasar, karena kesulitan pengucapan. Pulau yang berbentuk seperti cincin (melingkar) ini telah dihuni sejak abad ke-15 oleh manusia yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang orang Kisar yang menurunkan suku Meher dan suku Oirata atau Woirata di Pulau Kisar. Kedua suku manusia Kisar tersebut kemudian berkembang dan membentuk dua tipe kebudayaan orang Kisar yang sangat dominan, yaitu kebudayaan Meher dan kebudayaan Oirata. Kedua kebudayaan tersebut, sejak dahulu,telah memiliki perbedaan, baik dalam adat istiadat, sejarah, bahasa, maupun pemerintahan adat. Bahkan, sampai saat ini, masaing-masing suku telah mengembangkan versi cerita yang berbeda-beda tentang asal-usul kedatangan leluhur atau nenek moyang mereka di pulau kisar. kedua suku tersebut pernah terlibat dalam peperangan secara total dengan memakan waktu yang lama, yaitu dari tahun 1777-1939 (bd. F. Sahusialawane dalam BPSNT (2008:1). selain, terdapat kedua bentuk kebudayaanya yang berbeda, masyarakat adat di pulau kisar juga mengenai adanya sistem stratifikasi sosial (sistem pelapisan sosial), di mana masyarakat dikelompokkan dalam tiga status sosial, yaitu: Marna (bangsawan), Bur (golongan menengah), dan Stam (golongan bawah). sistem strata sosial dimaksud begitu kuat mengatur pola perilaku sosial berdasarkan statusnya masing-masing, bahkan sampai pada larangan perkawinan antar golongan.
Komentar
Posting Komentar