Pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang
tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. (Sutanto, 2002) Pupuk
organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik
mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik
dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut
kelapa), limbah
ternak, limbah
industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota atau sampah. ( Suriadikarta, 2006)
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis
bahanorganik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi haratersedia
bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tenpupuk organik dan
pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri atas bahanorganik yang berasal dari tanaman dan
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair
yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih
ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya,
nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Skoog
1962).
Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan
pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah
tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis
atau alami,organik atau mineral. Sumber bahan organik dapat berupa kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung,
bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan
bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari
limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing
tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari
tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang
hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah
sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk
kandang merupakan kotoran ternak (Skoog 1962).
Limbah
ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang tulang,darah, dan
sebagainya. Limbah industri yang menggunakan bahan pertanian merupakan limbah
berasal dari limbah pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan
padi, limbah bumbu masak, dan sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos
berupa sampah kota yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan
yang tidak dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas. Istilah
pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional
mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga
dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan
dengan saat penggunaan salah satu jenis (Razdan ,1983).
Pupuk
hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah
lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dalam buku ini dapat didefinisikan
sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat
hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman
(Razdan ,1983).
Memfasilitasi
tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman
terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh
mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing
tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau
nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu
atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui
penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil
perombakan bahan organik oleh kelompok organisme perombak. Kelompok mikroba
simbiotis ini terutama meliputi bakteri bintil akar dan cendawan mikoriza
(Razdan ,1983).
Penambatan
N2 secara simbiotis dengan tanaman kehutanan yang bukan legum oleh
aktinomisetes genus Frankia di luar cakupan buku ini. Kelompok cendawan
mikoriza yang tergolong ektomikoriza juga di luar cakupan baku ini, karena
kelompok ini hanya bersimbiosis dengan berbagai tanaman kehutanan. Kelompok
endomikoriza yang akan dicakup dalam buku ini juga hanya cendawan mikoriza
vesikulerabuskuler (Razdan ,1983).
Komentar
Posting Komentar