Postingan

ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA LOKAL DI PULAU KISAR

 Pulau Kisar, mulanya bernama Kihar, dengan pantainya yang bernama Kiasar. Belanda, kemudian menamakan pulau tersebut Kisar sesuai nama pantai Kiasar, karena kesulitan pengucapan. Pulau yang berbentuk seperti cincin (melingkar) ini telah dihuni sejak abad ke-15 oleh manusia yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang orang Kisar yang menurunkan suku Meher dan suku Oirata atau Woirata di Pulau Kisar. Kedua suku manusia Kisar tersebut kemudian berkembang dan membentuk dua tipe kebudayaan orang Kisar yang sangat dominan, yaitu kebudayaan Meher dan kebudayaan Oirata. Kedua kebudayaan tersebut, sejak dahulu,telah memiliki perbedaan, baik dalam adat istiadat, sejarah, bahasa, maupun pemerintahan adat. Bahkan, sampai saat ini, masaing-masing suku telah mengembangkan versi cerita yang berbeda-beda tentang asal-usul kedatangan leluhur atau nenek moyang mereka di pulau kisar. kedua suku tersebut pernah terlibat dalam peperangan secara total dengan memakan waktu yang lama, yaitu dari tahun 177...

"KALWEDO" DI KEPULAUAN MALUKU BARAT DAYA

 SALAM KALWEDO Salam Kalwedo adalah ucapan yang dilakukan sebagai tanda persaudaraan yang dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat adat di kepulauan Maluku Barat Daya, baik secara lintas personal, komunal antarnegeri maupun antarpulau. Salam Kalwedo mengandung sebuah sapaan yang diliputi nilai-nilai kedamaian, persaudaraan, sukacita, kebahagiaan, kekeluargaan dan kasih sayang.  2.NILAI-NILAI KALWEDO   Nilai-nilai Kalwedo adalah prinsip-prinsip kehidupan yang diacu sebagai pilihan dan patokan terbaik dalam membangun kehidupan secara beradab dan bermatabat. Nilai-nilai Kalwedo yang menjadi patokan dan prinsip kehidupan beradat itu adalah; kedamaian, persaudaraan, sukacita , bahagia, cinta kasih, pengorbanan, kesetiaan, kejujuran, ketulusan dan tanggung jawab. 3. ADAT KALWEDO Adat Kalwedo adalah tahap di mana nilai-nilai kalwedo itu diterima dan diberlakukan sebagai norma atau aturan adat yang harus di patuhi dan dilaksanakan dalam kehidupan. Nilai-nilai Kalwedo, itu mewajibk...

Konsultan Lingkungan, Dokumen UKL UPL, Laporan Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Gambar
 

EKSTRAKSI VITAMIN B12

  Ekstraksi vitamin B 12 mengikuti metode Heudi et al . (2005). Sebanyak 15 g tempe segar yang telah dihaluskan dicampur 50 ml buffer asetat 50 mM (pH 4) pada botol gelap lalu dihomogenkan dengan stirer selama 3 menit pada kecepatan 1200 rpm. Suspensi yang telah homogen ditambah dengan 0.5 g enzyplex (Westmont Pharmaceutical) dan 1 ml kalium sianida 1% (Merck, 104965) lalu distirer kembali 10 menit dengan kecepatan 1200 rpm. Selanjutnya, suspensi diinkubasi pada waterbath (GFL 1086) dengan suhu 37 ˚C dengan kecepatan 40 rpm selama 30 menit, lalu dipindahkan pada waterbath (BS21) 100 ˚C dengan kecepatan 40 rpm selama 30 menit. Suspensi yang telah mencapai suhu ruang ditambah buffer asetat 50 mM (pH 4) hingga volume 100 ml, dihomogenkan dengan stirer lalu disaring dengan menggunakan kertas saring. Hasil penyaringan dipindahkan ke dalam botol gelap baru dan disimpan pada suhu 4 ˚C sampai digunakan kembali untuk analisis kadar vitamin B 12 menggunakan HPLC. Sebelum dilakukan HPLC h...

VITAMIN B12 PADA TEMPE

  Tempe disamping sebagai sumber protein nabati, ternyata juga merupakan sumber vitamin, khususnya vitamin B 12 . Oleh karena vitamin B 12 ini biasanya hanya terdapat pada bahan makanan hewani, maka terdapatnya vitamin B 12 pada tempe menjadi hal yang istimewa karena dapat digunakan sebagai sumber vitamin B 12 untuk kaum vegetarian. Menurut Liem et al ., (1977), vitamin B 12 diproduksi oleh bakteri, khususnya oleh Propionibacterium, Pseudomonas, Clostridium dan beberapa Streptomycetes. Vitamin B 12 bersama dengan asam folat berperan penting untuk proses-proses sinthesa DNA, sel darah merah (erithrosit) dan lapisan myelin yang membungkus sel-sel saraf serat memfasilitasi proses konduksi sinyal pada sistem nervosa. Defisiensi vitamin B 12 dapat menyebabkan terjadinya anemia pernisiosa dan gangguan neurologi karena kerusakan mielin sel saraf (Fallon dan Enig, 2005). Tempe merupakan sumber serat yang baik karena pada proses fermentasi, terjadi peningkatan kadar serat yang signif...

ISOFLAVON PADA KEDELAI DAN KHASIAT FARMAKOLOGI

  Tempe   mengandung isoflavon yang merupakan zat antioksidan (Susianto dan Kusharisupeni, 2013). Isoflavon dapat menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas sehingga dapat mencegah kanker, tumor, penuaan, dan kematian sel (Angwar, 2006). Isoflavon adalah golongan senyawa isoflavonoid yaitu subkelas senyawa flavonoid yang memiliki 15 atom C dan merupakan golongan senyawa fenol alami terbesar (Suradikusumah, 1989). Distribusi isoflavon terbatas pada tumbuhan kacang-kacangan (leguminosae) (Harbone, 1996). Pada tanaman kacang-kacangan terdapat ratusan isoflavon (Dewick, 1994). Isoflavon tidak terdapat pada mikroorganisme seperti bakteri, algae, jamur, dan lumut (Markham, 1988). Isoflavon pada kedelai terdapat dalam empat bentuk yaitu isoflavon dalam bentuk bebas (aglikon) yang terdiri dari daidzein, genistein, dan glisitein; isoflavon dalam bentuk terikat dengan senyawa gula melalui ikatan glikosida yang terdiri dari daidzin, genistin, dan glistin; isoflavon asetilglikosida ...

KEDELAI

  Kedelai memiliki beberapa nama lokal antara lain kacang bulu, gadela, kacang jepang, dan kedelai. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak, dan berdaun lebat. Tinggi tanaman berkisar antara 30 cm-100 cm. Batangnya beruas-ruas dengan 3-6 cabang. Buah kedelai berbentuk polong. Setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai lonjong. Warna kulit biji bervariasi, antara lain kuning, hijau, cokelat dan hitam) (Lisdiana, 2000). Kedelai mempunyai peran dan sumbangan yang besar bagi penyediaan bahan pangan bergizi bagi penduduk dunia. Hal ini disebabkan karena kandungan proteinnya kaya asam amino (Rahmat, 1996). Komponen lainnya yang terkandung dalam kedelai ialah karbohidrat, lemak, abu, serat, vitamin, dan mineral (Agranoff, 1999). Kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan antara lain tempe, tahu, tauco, kembang tahu, dan kecap (Muchtadi, 1989). Disamping mengandung senyawa yang berguna, ternyata pada ke...

PROSES PRODUKSI TEMPE

  Produksi tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tangga. Metode dalam memproduksi tempe umumnya menggunakan cara-cara yang tradisional. Artinya, masih belum menerapkan teknologi modern. Pada dasarnya, cara membuat tempe terdiri dari 2 bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan proses fermentasi. Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe: 1.     Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan penyortiran. Caranya, tempatkan biji kedelai pada tampah, kemudian ditampi. 2.       Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir. 3.       Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air, kemudian direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang. 4.         Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga menghasilkan kondisi asam. 5.       Keesokan harin...

Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) Radical

  Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) Radical The DPPH radical absorbs at 517 nm and, in a second substrate free system, antioxidant activity can be determined (Ohnishi et al . 1994; Brand-Williams et al . 1995; Bonina et al . 2000; Krings and Berger 2001) by monitoring the decrease in this absorbance. Results were reported as the EC 50 , that is, the amount of antioxidant necessary to decrease by 50% the initial DPPH concentration. The time taken to reach the steady state to EC 50 concentration ( T EC50 ) was also calculated. (Sanchez-Moreno et al . 1998) In recognition of the effect of both parameters on antiradical capacity, a new parameter, namely antiradical efficiency, which combined both factors, was defined.   (Wettasinghe and Shahidi 2000) ROS and DPPH scavenging abilities of extracts of evening primrose and citrus essential oils have been studied. (Choi et al . 2000) Citrus oils were examined by HPLC using DPPH and results expressed in Trolox equivalents. (Koleva et a...

Uji DPPH

  Uji DPPH Salah satu metode yang digunakan dalam menguji aktivitas antioksidan yaitu metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), metode konvensional dan telah lama digunakan. Metode DPPH mudah digunakan, sederhana dan kecepatan analisis, serta cukup teliti (Antolovich et al. 2002). Radikal bebas dikenal sebagai faktor utama dalam kerusakan biologi, dan DPPH digunakan untuk mengevaluasi aktivitas peredaman radikal bebas dari suatu antioksidan alami. DPPH yang merupakan suatu molekul radikal bebas dengan warna ungu dapat berubah menjadi senyawa yang stabil dengan warna kuning oleh reaksi dengan antioksidan, dimana antioksidan memberikan satu elektronnya pada DPPH sehingga terjadi peredaman pada radikal bebas DPPH. Uji DPPH merupakan metode yang mudah untuk menapis sejumlah kecil molekul antioksidan karena reaksi dapat diamati secara visual menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), atau juga intensitasnya dapat dianalisis melalui spektrofotometri sederhana (Yuhernita dan Juniarti...