Postingan
Menampilkan postingan dari Oktober, 2022
EKSTRAKSI VITAMIN B12
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ekstraksi vitamin B 12 mengikuti metode Heudi et al . (2005). Sebanyak 15 g tempe segar yang telah dihaluskan dicampur 50 ml buffer asetat 50 mM (pH 4) pada botol gelap lalu dihomogenkan dengan stirer selama 3 menit pada kecepatan 1200 rpm. Suspensi yang telah homogen ditambah dengan 0.5 g enzyplex (Westmont Pharmaceutical) dan 1 ml kalium sianida 1% (Merck, 104965) lalu distirer kembali 10 menit dengan kecepatan 1200 rpm. Selanjutnya, suspensi diinkubasi pada waterbath (GFL 1086) dengan suhu 37 ˚C dengan kecepatan 40 rpm selama 30 menit, lalu dipindahkan pada waterbath (BS21) 100 ˚C dengan kecepatan 40 rpm selama 30 menit. Suspensi yang telah mencapai suhu ruang ditambah buffer asetat 50 mM (pH 4) hingga volume 100 ml, dihomogenkan dengan stirer lalu disaring dengan menggunakan kertas saring. Hasil penyaringan dipindahkan ke dalam botol gelap baru dan disimpan pada suhu 4 ˚C sampai digunakan kembali untuk analisis kadar vitamin B 12 menggunakan HPLC. Sebelum dilakukan HPLC h...
VITAMIN B12 PADA TEMPE
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tempe disamping sebagai sumber protein nabati, ternyata juga merupakan sumber vitamin, khususnya vitamin B 12 . Oleh karena vitamin B 12 ini biasanya hanya terdapat pada bahan makanan hewani, maka terdapatnya vitamin B 12 pada tempe menjadi hal yang istimewa karena dapat digunakan sebagai sumber vitamin B 12 untuk kaum vegetarian. Menurut Liem et al ., (1977), vitamin B 12 diproduksi oleh bakteri, khususnya oleh Propionibacterium, Pseudomonas, Clostridium dan beberapa Streptomycetes. Vitamin B 12 bersama dengan asam folat berperan penting untuk proses-proses sinthesa DNA, sel darah merah (erithrosit) dan lapisan myelin yang membungkus sel-sel saraf serat memfasilitasi proses konduksi sinyal pada sistem nervosa. Defisiensi vitamin B 12 dapat menyebabkan terjadinya anemia pernisiosa dan gangguan neurologi karena kerusakan mielin sel saraf (Fallon dan Enig, 2005). Tempe merupakan sumber serat yang baik karena pada proses fermentasi, terjadi peningkatan kadar serat yang signif...
ISOFLAVON PADA KEDELAI DAN KHASIAT FARMAKOLOGI
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tempe mengandung isoflavon yang merupakan zat antioksidan (Susianto dan Kusharisupeni, 2013). Isoflavon dapat menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas sehingga dapat mencegah kanker, tumor, penuaan, dan kematian sel (Angwar, 2006). Isoflavon adalah golongan senyawa isoflavonoid yaitu subkelas senyawa flavonoid yang memiliki 15 atom C dan merupakan golongan senyawa fenol alami terbesar (Suradikusumah, 1989). Distribusi isoflavon terbatas pada tumbuhan kacang-kacangan (leguminosae) (Harbone, 1996). Pada tanaman kacang-kacangan terdapat ratusan isoflavon (Dewick, 1994). Isoflavon tidak terdapat pada mikroorganisme seperti bakteri, algae, jamur, dan lumut (Markham, 1988). Isoflavon pada kedelai terdapat dalam empat bentuk yaitu isoflavon dalam bentuk bebas (aglikon) yang terdiri dari daidzein, genistein, dan glisitein; isoflavon dalam bentuk terikat dengan senyawa gula melalui ikatan glikosida yang terdiri dari daidzin, genistin, dan glistin; isoflavon asetilglikosida ...
KEDELAI
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kedelai memiliki beberapa nama lokal antara lain kacang bulu, gadela, kacang jepang, dan kedelai. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak, dan berdaun lebat. Tinggi tanaman berkisar antara 30 cm-100 cm. Batangnya beruas-ruas dengan 3-6 cabang. Buah kedelai berbentuk polong. Setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai lonjong. Warna kulit biji bervariasi, antara lain kuning, hijau, cokelat dan hitam) (Lisdiana, 2000). Kedelai mempunyai peran dan sumbangan yang besar bagi penyediaan bahan pangan bergizi bagi penduduk dunia. Hal ini disebabkan karena kandungan proteinnya kaya asam amino (Rahmat, 1996). Komponen lainnya yang terkandung dalam kedelai ialah karbohidrat, lemak, abu, serat, vitamin, dan mineral (Agranoff, 1999). Kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan antara lain tempe, tahu, tauco, kembang tahu, dan kecap (Muchtadi, 1989). Disamping mengandung senyawa yang berguna, ternyata pada ke...
PROSES PRODUKSI TEMPE
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Produksi tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tangga. Metode dalam memproduksi tempe umumnya menggunakan cara-cara yang tradisional. Artinya, masih belum menerapkan teknologi modern. Pada dasarnya, cara membuat tempe terdiri dari 2 bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan proses fermentasi. Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe: 1. Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan penyortiran. Caranya, tempatkan biji kedelai pada tampah, kemudian ditampi. 2. Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir. 3. Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air, kemudian direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang. 4. Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga menghasilkan kondisi asam. 5. Keesokan harin...
Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) Radical
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) Radical The DPPH radical absorbs at 517 nm and, in a second substrate free system, antioxidant activity can be determined (Ohnishi et al . 1994; Brand-Williams et al . 1995; Bonina et al . 2000; Krings and Berger 2001) by monitoring the decrease in this absorbance. Results were reported as the EC 50 , that is, the amount of antioxidant necessary to decrease by 50% the initial DPPH concentration. The time taken to reach the steady state to EC 50 concentration ( T EC50 ) was also calculated. (Sanchez-Moreno et al . 1998) In recognition of the effect of both parameters on antiradical capacity, a new parameter, namely antiradical efficiency, which combined both factors, was defined. (Wettasinghe and Shahidi 2000) ROS and DPPH scavenging abilities of extracts of evening primrose and citrus essential oils have been studied. (Choi et al . 2000) Citrus oils were examined by HPLC using DPPH and results expressed in Trolox equivalents. (Koleva et a...
Uji DPPH
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Uji DPPH Salah satu metode yang digunakan dalam menguji aktivitas antioksidan yaitu metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), metode konvensional dan telah lama digunakan. Metode DPPH mudah digunakan, sederhana dan kecepatan analisis, serta cukup teliti (Antolovich et al. 2002). Radikal bebas dikenal sebagai faktor utama dalam kerusakan biologi, dan DPPH digunakan untuk mengevaluasi aktivitas peredaman radikal bebas dari suatu antioksidan alami. DPPH yang merupakan suatu molekul radikal bebas dengan warna ungu dapat berubah menjadi senyawa yang stabil dengan warna kuning oleh reaksi dengan antioksidan, dimana antioksidan memberikan satu elektronnya pada DPPH sehingga terjadi peredaman pada radikal bebas DPPH. Uji DPPH merupakan metode yang mudah untuk menapis sejumlah kecil molekul antioksidan karena reaksi dapat diamati secara visual menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), atau juga intensitasnya dapat dianalisis melalui spektrofotometri sederhana (Yuhernita dan Juniarti...
PERALATAN , BAHAN DAN CARA MEMBUAT PUPUK KOMPOS KERING, PUPUK KOMPOS CAIR
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
A. Alat dan Fungsi Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: 1. Tong besar/ bak yang memiliki tutup untuk bioaktivator 2. Pengaduk sebagai pengaduk di dalam campuran pupuk 3. Alat mesin pencacah/ pisau digunakan untuk mencacah/ memotong sayuran menjadi lebih kecil sehingga proses pembusukkan lebih cepat B. Bahan dan Fungsi Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah : 1. Larutan molase (gula merah) sebanyak 2 L sebagai makanan dekomposer 2. Air cucian beras sebanyak 2 L 3. Air sebanyak 1L 4. EM4 (Effective Microorganism 4) sebanyak 10 Ml 5. Sampah dapur/rumah tangga organik C. Cara Kerja 1 . PUPUK KOMPOS KERING ...
Kompos kering beserta manfaatnya bagi tanaman
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi . Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi , tanaman pisang , gulma , sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung , dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas . Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru , gulma air, eceng gondok , dan azola. Beberapa kegunaan kompos adalah: Memperbaiki struktur tanah . Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air. Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah. Menambah dan mengaktifkan unsur hara. Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman.Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya...